Biografi Sang Guru suku Mundang
![]() |
Alam Bpk.Stfanus Jeharu |
Perkiraan usianya 76 tahun data yang tidak akurat,tidak satu pun ingat akan tahun kelahiran nya,data penduduk setempat mencatat ia lahir tahun 1946 silam,namun data ini tidak akuran karena tidak ada data mentah yang mendukung,
ia pernah menikah secara Gereja pada pernikahan pertama menurut penuturan beliau,namun secarik kertas pun tidak ada
sejumput hidupnya ia seorang lelaki yang punya tanggung jawab,di pundak nya pikul beban pertaruhan hidup
di usia mudah ia ceritakan seorang pria tampan,ia menikah istri pertama monica maes di karuniai 2 anak laki-laki 2 anak perempuan di tahun tidak di ingat penulis,resmi menikah secara Gereja
namun dikala waktu ia menikah lagi dengan ibu Lusia Imus pernikahan kedua kalinya di karuniai 2 anak laki-laki
semua tak sampai di situ ia menikah ketiga kalinya dengan ibu Rosalia Rin,di karunia 2 anak laki-laki 2 anak permpuan
Kenang semasa Hidup
menurut penuturan bapak Stefanus Jeharu kepada penulis,Ia berasal dari wereng Desa Tengku Leda Lamba Leda,dan memiliki keluarga besar suku Mundang di kampung Wereng
namun tahun yang tidak di catat,ia tinggal di Keka Desa Melo pada tahun yang tidak di catat,dan Desa Melo masi kampung yang di lingkari hutan liar
berasama teman sebayanya ia ceritakan bapak Rius Jehar; ia sebut,dan banyak ia sebut, penulis tidak mencatat,mengarap tanah liar dan berapa bagian wariskan lahan sawah yang sudah jadi bebrapa lokasi oleh ayah dan ibu nya
Ia tuturkan bawa dirinya dimasanya pintar berdagang hasil rempah-rempah seperti kopi dan lain
Namun runut peristiwa yang di catat penulis Bapak Stfanus masa mudah nya masi merasahkan jama kerja rodi (kerja paksa) mulai dari tebas hutan untuk buka jalan umum untuk berbagai akses ke pelosok-plosok di Manggarai Flores,Dalam pembabatan hutan buka jalan baru duri tajam tidak terhitung menusuk kaki dan puluhan ular-ular beracun melingar di antar rumput liar tapi kami tidak takut,mala kami tangkap ular-ular untuk makan juga,kalau takut,siap di aniaya oleh mandor rodi,apa saja yang ada di hutan tangkap makan,kerja paksa tampah upah makan hanya ubi.kenang nya
Dalam perjalan hidupnya Ia seorang petani tulen yang bekerja keras,dan apdi dari kerja keras itu ia mewariskan anak dari tiga istrinya sejumlah bidang tanah sawah dan perkebunan kopi berbagai tanaman jenis lain
Ia hidup bukan orang sukses dalam berkarir ia hanya hidup sukses sebagai petani tulen yang tidak kenal oleh Zaman moderen sekarang
Suku Mundang dalam penuturanya adalah cerita asal usul suku mundang yang di percayai bawah burung tekurkur adalah binatang ungas yang patut di jaga dan tidak boleh di buru karena maknah lahir sebuah kehidupan baru asal-usul suku mundang yang di sematkan (ciling ha'ang nake'ng tekur) haram makan daging tekur,karena burung tekurkur yang memperkenalkan beni padi dan jagung,konon burung tekurkur caker woja agu latung (mencakar-cakar beni jagung di sebuah lahan) one uma manga ca one mai keluarga ita emi weras latung agu weras woja,ba ngerone mbaru (salah satu keluarga yang di sebut "Ndang" membawah benih jagung dan beni padi ke rumah untuk perkenalkan ke orang rumah)
undang "sanger a'se kae,asa eme weri lite weras ho cala mose laing,mundang (dalam hasil runding keluarga di sepakati bawah beni yang di temukan burung tekurkur harus di budidaya barang kali bisa di pergunakan untuk kehidupan kemudian hari)
suku mundang dalam arti; (Mu=:paru burung tekurkur) (Ndang= nama orang menemu burung tekurkur dan di percayai burung tekurkur sang pembawah penyambung hidup
Burung tekurkur sampai cucu cece di akui sebagai burung ""keramat dan dilarang untuk di buru dan di makan,akibat larangan makan burung tekurkur siapa yang makan akan ikut ngantuk seperti burung tekukur
sematan sang guru suku Mundang
dalam judul tulisan ini adalah Bapak Stfanus Jeharu adalah orang tua dalam suku mundang ini; dari analisis penulis Ia salah satu yang bisa melisankan tentang asal usul suku mundang
Sebelum wafat,Selasa,05 April 2022,bapak Stfanus Jeharu banyak cerita kenangan semasa hidupnya,ia pernah di akui oleh ibu Lusia Imus bpk.Stfanus tidak suka makan ubi,karena di kampung dulunya ubi sering di kasih makan babi,dari situ ia sebut "masa makan; makanan babi,apalagi dirinya paling rajin membuka lahan sawah baru dan membajak sawah,dulunya sebelum ia pernah jaya dalam hidup nya.
Di tahun akhir hayat ia pernah menutur kepada penulis,sebagai taruh hidupa bawah ia orang yang bisa seperti orang mudah walupun usianya senjah,. ia masi energik untuk berusaha membiayai anak-anaknya untuk bisa memperoleh pendidikan layak
Ia berani menyekolahkan anak sulung dari istri ke tiga,mengambil studi di bidang kesehatan,walupun secara penghasilan ia tidak memiliki hasil bulanan,ia berani hanya mengandalkan sebidanga lahan jambu mente dan tenun sarung dari ibu Rosalia Rin dan bantu sebagian hasil perkebunan kopi dan cengkeh menurutnya
penuturan kepada penulis ia ingin anak nya lulus dari perguran tinggi bagian kesehatan; akan pulang kampung halaman dan memberikan pelayanan kesehatan kepadanya dan masaryakat sekitar nya ,dan ia bangga ketika anak perempuannya jadi seorang perawat yang patut di perhitungkan dalam masaryakat sekampung bawah ia bisa.ia tidak kalah saing untuk mampuh sekolah anaknya ke perguruan tinggi (PT)
namun hal itupun pupus,yang di harapkan belum menyaksikan yang dia harapakan,terlebih duluh ia wafat
Dalam keluarga bapak stfanus jeharu ia di kenang,karena kejujuran,keterbukaan,dan tanggung jawab,ia meninggalkan berlian untuk anaknya khususnya tanah warisan
walupun dalam kisah penulis ia bukan lelaki yang penyayang anak-anak,misalnya mengendong seperti seorang ayah yang lain,namun hati nya luar biasa ia tidak pernah memarahi anak-anak dan bentak anaknya
sebelum ia wafat banyak persoalan yang rumit yang ia saksikan,ia pernah di panggil polisi karena tuding tidak bayar utang oleh retenir sekampung,namun penudingan itu tidak benar menurutnya itu penipuan dan hasilnya sang rentenir jatuh tersungkur juga.
persoalan masalah pernikhan anak istri kedua waktu silam ia kelihatan sakit-sakitan,ia di datangi oleh polisi dan puluh warga untuk menuntut talak masalah pernikahan,dan saat di surati polisi ia tidak datang alasan sakit
waktu sakit berat kritis beberapa hari ia mengebus nafat terakhirnya ia datangi lagi oleh segerombolan keluarga tuntut talak cucu nya
akhir tulisan ini segelumit perjalanan hidup ia adalah pria yang luar biasa ia sudah menyaksikan pahit dan guncang kehidupan di bumi ini,semoga ia tenang di alam bakau,tinggalah dalam kedamaian bapak stfanus Jeharu namamu tetap di kenang dan di abdikan sampai tuju keturunan oleh anakmu,kamu seorang bapak luar biasa.***
penulis | Ferianus Jeharu
merupakan : Penulis lepas blogger sejak 2015
tulisan nya pernah di terbitkan di berita peketanah.com
Komentar