Edisi Arus Balik
Foto ilustrasi/Feri |
Arus Balik Cerita "Mak Pin",cerita nyengir gangster kecil hidup di suatu serumpun
jalan sempit sedikit berbelok ada pertigaan kecil dari arus jalan besar,cerita sederet kem yang masing-masing pintu, ada pintu kecil akses keluar masuk orang berlalu lalang dan satu pintu kem yang selalu di penuh banyak orang
Sondoro panggil aku "Mak Pin" saja" dan emak pin panggil aku "Syah" saja itu nama kecil kami berdua yang selalu di agung oleh kawahnak kecil kami
di komplek Nederland ini kami penguasa kecil,jangan lihat kami dekil seperti tikus curut, yang memangsa hama itu makanan pokok, bukan memangsa mulut cerucuk setajam mata piton yang lagi mengekor melingkar biawak
kalau di kem kami..emak Pin,. biawak selalu mencucur di siang bolong menjilat ludah nya sendiri pas jam setengah sembilan pagi sambil menjemur di bibir sungai saat matahari muncul
itu memang biawak kalau kami bangun, kami selalu di hiasi rindu dan background bagus melihat mereka mengais rambut sambil cari kutu di kepala
namun mereka juga akan mengeong dan teriak dan sound mereka bisa pecah tembok kem kami,. aku sandoro...!
syah,..! how...pagi hari kirain teman ku cobek sambal urap rujak dengan jeruk kecut dan dua belas biji cabe kecil masuk di antara sambal rujak makanya lihat kamu seperti baru habis nangis.
setidaknya kamu tidak tahan mengeong nya mereka,besok-besok kuping mu di supel dengan kapas saja itu lebih baik pas mereka menganga kamu akan teras lega itu cerita 'syah sat kami giling jagung kering di kampung.
emang dulu orang Tua sering giling jagung pakai batu kali hasil nya bagus,namun kerja itu tidak bagi yang mulutnya mencap bakal tangannya di gilas batu mata tumbuk
jadi kamu harus hati-hati, mulut kamu harus bekam sampai jagung di giling halus,selesainya kamu boleh ngoceh sampai urat leher kamu pecah.,karena itu memang di kebun
Mak pin,barang kali kalau kamu cerita bagus bisa guna "Ndo...coba sekali-sekali kamu kalau badan mu di kem di tanah orang jangan kamu cerita baiknya di kampung,
kenapa kamu punya pribadi gitu di saat kamu ada di tempat,. kamu cerita bobrok tempat itu,. kamu cerita manis di kampung mu,. saat badan mu ada di kampung kamu cerita menarik buat tanah merantau ini cerita jelek di kampung mu,.apa mungkin pikiran kamu sudah pikun
sehingga pikiranmu secuil tai kuku dan selebar cangkang keong dan kamu bisa orang sebut lompat dari taksi satu ke mobil taksi lain itu cerita pegawai bandara,hampir saja celana dalam mu tertinggal di kursi depan taksi,. saking kuat nya kamu melompat
kata teman ku "syah kalau duduk melongok habis waktu karena nganggur kerja mending kamu baca buku,. aku suka baca koran,. tingkat baca kita orang indo sangat minim rangking ke 60 kalau
, Amerika urutan ke lima bagus banget mereka...
apa mungkin mereka saat waktu kosong isi baca buku masakan biar mereka tau fungsi bawang merah dan putih untuk penyedap makan apa biar tidak asal-asal bikin. cita-cita kecil kata emak pin buka warung lokal rasa kampung di timur sana., walaupun belajar masak nya dari buku koki di jawa
tidak apa belajar itu baik
di banding kamu gosip melulu untung aja mulu-mulut teman mak pin tidak berubah menjadi tonggos kacau lah kita,ya..?
Mau gimana kalau ngeces terus bakal berubah,. mesin saja dapat capek apalagi mulut tonggos., dan ia kenapa kamu gak isi dengan nyapu-nyapu teras kem' kamu tau kem kita sengaja di buat Sandoro celah kecil biar lantainya gak lumut dan air hujan gampang jalan sendirinya nggak perlulah kamu siram pakai air ndok,kecuali kem kita terasnya tertutup tirai dan lantainya debu dan kalau mak pin nyerocos ngaru kamu kamu paham saja emak pin kan mulutnya tonggos kalau ia tak dapat bicara mesin nya panas
Orang di Bali bilang kalau mulut tonggos gitu gerocos berarti itu Babi guling lokal karena asupan gizinya dari ampas tau cocok dong...
Aku mak "syah" ia selalu hitung berapa jumlah lilitan perutnya mungkin ia kurang lompat makan pagar kandang,.makanya badannya berat nya kurang turun apalagi giginya harus sering asah panggil mantri ternak
kalau di kampung tak perlu cukup kasih makan cangkang kemiri giginya dempul tutup nya...
Tentang Penulis
Ferianus Jeharu,Merupakan peminat sastra hari-harinya penuh dahaga untuk menikmati sejumput cerita lewat tinta hitam adalah kebahagian yang luar biasa.
Komentar