Pemikiran Sempit Kemungkinan seseorang akan menjadi Fanatik.

Ferianus Jeharu.
Pengiat Media Sosial 

Dari Sabang di ujung Aceh sampai Merauke di tanah Papua, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras)

Bangsa yang besar terdiri dari dari suku bahasa dan agama membuat banyak kalang khusus intelektual yang melahirkan pemikiran cendrung terkotak-kotak,parasial,atau fagmented adalah  wajar

Kasus kebencian antara agama terus terdokterin,agama di jadikan kepentingan internal politik,

Kepercayaan Masaryakat kepada Hukum dan Negara semakin berkurang,Budaya Masaryakat indonesia yang minim dalam budaya membaca,lebih dominan menonton video dari yutub yang banyak cerita buruk semakain banyak citra buruk yang melahirkan parstati buruk lebih memilih hidup instan dari pada proses.

Gaya moderisasi yang cendurung meningkat,ikut mengikut dalam memiliki kebutuhan yang bukan kebutuhan kecil,cotoh kecil saking gampangnya sebuah Bank memberikan kredit,makin banyak masaryakat tidak takut untuk mengedepankan kredit kendaraan cukup mahal hanya untuk mengikuti gaya moderen ikut orang lain.

Namun hal ini perluh di sadari manusia,manusia hidup pada sistem besar yang saling terkoneksi satu dengan yang lainya.,Apabila,manusia tetap menghususkan diri dengan pemikiran yang sempit ,maka tidak tertutup kemungkinan dia akan menjadi seseorang yang fanatik

Tidak berkembang ,sebuah fenomena yang terjadi di dunia harus disikapi dari kaca mata yang berbeda karena adanya suatu jalinan saling kait-mengait.

Dengan demikian,maka Filsafat mengajak berpikir secara holistik dalam rangkah menanggapi dan memcah suatu masalah demi mewujudkana suatu sistem kehidupann manusia secara seimbang secara ragawi dan rohani.

  Berpikir adalah proses intens untuk memcahkan masalah dengan menghubungkan satu hal dengan yang lain,sehunggah mendapatkan pemecahan,Hal-hal yang akan di hubungkan belum tentu ada atau hadir di benak Kita.

Oleh karena itu,berpikir melibatkan kemampuan untuk membayangkan atau menyajikan objek-objek yang tidak ada secara fisik atau kejadian yang tidak secara berlangsung.(*).