Demi Menyambung Hidup dari Staf Hotel Banting Stir Menjadi Pedagang Asongan,Kisah Warga NTT Bali.
![]() |
Andrianus dagut |
Penulis : Ferianus Jeharu
Wabah pandemi corona virus (covid-19) betul-betul melululantakan perekonomian dunia tidak pandang jabatan tidak pandang profesi dan banyak korban nyawa yang melayang.
Dampak besar wabah covid-19 membuat semua bisnis Perhotelan dan bisnis ritel lain ikut terpuruk dan tak berdaya,mulai dari Putus hubungan kerja (PHK), sampai di rumahkan karywan tampa putus waktu oleh perusahan kapan?kelparan tetap menghantui.
Bagimana tidak kehidupan di kota besar khusus Bali,manta pencarian pokok hanya bersumber pada dunia pariwisata.dimana kebutuhan kehidupan sehari-hari dari hal terkecil sampai hal terbesar semuanya butuh uang
Berikut kisah
"Andrianus Dagut "demi mempertahan hidup di tanah perantauan alhli profesi dari staf Hotel menjadi pedagang asongan di pasar Badung Bali
Andrianus dagut kelahiran Manggarai flores Ntt,Cancara 1986 pria usia 34 tahun ini,mulai merantau ke Pulau Dewata Bali,dari Tahun 2010 silam
Ia bekerja di sebagai satpam di sebuah perhotelan di kawasan seminyak Bali.
Dari hasil kerja sebagai petugas keamanan di sebuah hotel di bali Andrianus cukup untuk menafkahi kehidupan anak dan istri dan kebutuhan kecil lain selama di Bali.
Apesnya wabah pandemi covid-19 yang cukup terasa di Bali, membuat perekonomiaan jadi kacau balau ratusan purusahab perhotelan di tutup total,jutan buruh di PHK dan dirumahkan tampah tentu waktu.
Dari 4 Mei 2020 Andrianus di PHK dari tempat kerjanya,bingung antara pilih pulang kampung dan bertahan di Bali,membuat Ardianus putar otak untuk mencari pekerjaan untuk bisa menyambung hidup di Bali.
Tidak ada jalan lain ia mengahli profesi dari security menjadi pedagang asongan di pasar Badung Bali,
Sat di temui di Andrianus Dagut,menapik senyum penuh dengan cucuran keringat di mukanya kelihatan lelah seharian ia berdiri mondar mandir dari satu sudut ke sudut lain mencatut barang dagangan kepada pembeli
Barang yang di jualnya kalau di lihat cukup receh produk kebutuhan sehari-hari rumah tangga,mulai dari sabun mandi,sabun cuci peralatan dapur,tisu dan barang kecil lain di bungkus dengan kantong plastik.
Ia menjajak barang dari pagi subuh jam.03.00 sampai 17.00 sore,paginya dari jam 03.00-07.00 istrahat, jam 15.00 kerja lagi sampai jam 17.00 dan pendapatan yang di raupnya sehari jika terjual bisa mencapai 400 ribu ruhpia di bagi dengan harga barang yang ia borong dari distiributor,namun baginya cukup untuk keprluhan hidup sehari-hari.
Saat di tanya apakah merasah malu bekerja sebagai pedagang asongan yang ia geluti saat ini,sambil tersenyum ia mebalas pertanyaa Media,sambil menunjuk seorang permpuan yang menjadi tukang panggul yang bermondar-mandir.
Pak untuk apa saya merasah malu ini kan kerja mengais rejeki itu teman-teman saya yang lain sebelum covid-19 bekerja sebagai Guide tapi sekarang kami sama-sama jualan keliling di pasar Badung,untuk apa malu,kecuali mencuri baru malu.
Saat di tanya apakah mendapat Bansos dari pemerintah dan kartu prakerja,tidak dapat pak.untuk kartu prakerja beberapa kali saya berusaha daftar selalu gaggal,makanya saya tidak berusaha lagi,mending mencari rejeki lain.
Kembali Andrianus menguatkan semangatnya.
pak.pekerja sebagai pedagang asongan cocok untuk mahasiswa/i maupun saudara yang lain yang membutuhkan pekerjaan,seperti saya ini walaupun di PHK oleh perusahan,saya tetap ada kerja,kalu kita mencuri baru malu,sekarang saya jual seperti ini tidak merasah malu,percayalah diri kita sendiri,jangan jadi orang lain.
Dan untuk lebih jaunya bekerja sebagai pedagang asongan saya tidak malu karena saya masi bisa bernafas dan memberi kesehatan,dan bisa beraktifitas seperti ini dan tidak malau karena memilik inspirasi masa depan demi anak,istri dan keluarga,walaupun hasil sedikit,cuma bisa bersyukur.(*)
Komentar